Salah satu layanan bank yang biasanya sering digunakan adalah remittance. Melalui layanan ini, nasabah dapat mengirim uang ke rekening bank lain di dalam negeri maupun ke luar negeri. Bank biasanya menawarkan berbagai pilihan metode pengiriman, seperti transfer bank langsung, pengiriman tunai melalui agen atau kantor cabang, atau pengiriman melalui kartu debit/prepaid. Bank juga biasanya menawarkan pilihan kurs dan biaya yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi nasabah. Untuk mengetahui lebih jelas tentang remittance, yuk simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Remittance
Remittance atau pengiriman uang adalah proses transfer uang dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya, remittance dilakukan oleh seseorang yang bekerja di luar negeri untuk mengirimkan uang ke keluarga atau kerabat di negara asalnya.
Remittance menjadi penting karena merupakan sumber pendapatan penting bagi banyak negara di dunia, terutama negara-negara berkembang. Remittance dapat membantu memperkuat ekonomi domestik dan meningkatkan kesejahteraan keluarga penerima di negara yang menerima transfer tersebut.
Namun, biaya transfer yang tinggi dan fluktuasi nilai tukar dapat menjadi tantangan dalam proses remittance. Oleh karena itu, ada banyak perusahaan dan platform fintech yang berusaha untuk menyediakan layanan remittance yang lebih murah, cepat, dan aman dengan menggunakan teknologi digital.
Sistem Pengiriman Uang di Indonesia
Di Indonesia, terdapat beberapa sistem pengiriman uang yang dapat digunakan, di antaranya adalah:
1. Sistem Kliring Nasional (SKN)
Sistem kliring nasional adalah suatu sistem yang digunakan untuk menyelesaikan transaksi antar bank di suatu negara. Di Indonesia, sistem kliring nasional dikelola oleh Bank Indonesia melalui Layanan Kliring Nasional (LKN).
Dalam sistem kliring nasional, bank-bank anggota mengirimkan transaksi ke LKN melalui jaringan komunikasi yang terenkripsi dan aman. Setiap transaksi diperiksa dan disetujui oleh LKN sebelum dilakukan penyelesaian pembayaran. Proses kliring biasanya dilakukan pada akhir hari kerja dan hasilnya akan tersedia pada hari berikutnya.
Sistem kliring nasional memungkinkan transfer dana antar bank menjadi lebih cepat, aman, dan efisien. Selain itu, sistem ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan stabilitas sistem keuangan karena adanya mekanisme penyelesaian transaksi yang terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Real-Time Gross Settlement (RTGS)
RTGS (Real-Time Gross Settlement) adalah sistem pembayaran yang digunakan untuk mentransfer dana antar bank dengan nilai transaksi yang besar dan memiliki waktu penyelesaian yang lebih cepat. Di Indonesia, RTGS dikelola oleh Bank Indonesia melalui Layanan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (BI-SSK).
Dalam sistem RTGS, setiap transaksi diproses dan diselesaikan secara individu (gross) dan waktu penyelesaian pembayaran terjadi secara real-time (seketika). Sistem ini digunakan untuk mentransfer dana dalam jumlah besar dan biasanya dipergunakan untuk keperluan transaksi bisnis atau korporasi.
RTGS memungkinkan pengirim dan penerima untuk segera menerima dana yang telah ditransfer dan meminimalkan risiko kegagalan pembayaran. Sistem ini juga memberikan tingkat keamanan yang tinggi karena transaksi dilakukan secara langsung antar bank dan terjadi dalam lingkungan yang terenkripsi dan terlindungi. Namun, biaya penggunaan sistem RTGS biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pembayaran lainnya karena jangkauannya yang terbatas pada transaksi dengan nilai yang besar.
3. Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT)
SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) adalah jaringan komunikasi global yang digunakan oleh bank-bank di seluruh dunia untuk mentransfer informasi dan instruksi pembayaran antarbank. SWIFT berfungsi sebagai jembatan antar bank yang memfasilitasi proses transaksi keuangan internasional.
SWIFT menggunakan kode unik yang dikenal sebagai SWIFT code atau BIC (Bank Identifier Code) untuk mengidentifikasi bank penerima dan pengirim dalam transaksi internasional. Kode ini terdiri dari delapan atau 11 karakter yang mengidentifikasi nama bank, negara, kota, dan cabang bank yang bersangkutan.
SWIFT memungkinkan bank-bank untuk melakukan transaksi secara efisien, cepat, dan aman dengan meminimalkan risiko kegagalan pembayaran dan kecurangan. SWIFT juga memungkinkan bank-bank untuk berkomunikasi dengan cepat dan akurat dalam bahasa yang berbeda-beda melalui layanan terjemahan dan dukungan multibahasa.
Selain itu, SWIFT juga menawarkan berbagai layanan tambahan seperti konfirmasi pembayaran, laporan aktivitas transaksi, dan verifikasi identitas pelanggan. Meskipun biaya penggunaan SWIFT relatif tinggi, namun sistem ini masih menjadi pilihan utama dalam transaksi keuangan internasional karena reputasinya yang terpercaya dan sistem keamanannya yang teruji.
Perkembangan Remittance
Perkembangan remittance, atau pengiriman uang internasional, terus mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Berikut adalah beberapa tren dan perkembangan penting terkait remittance:
- Pertumbuhan jumlah pengirim dan penerima uang: Menurut data Bank Dunia, jumlah pengiriman uang internasional diperkirakan mencapai US$ 554 miliar pada tahun 2019. Selain itu, jumlah pengirim dan penerima uang juga terus meningkat di seluruh dunia.
- Penurunan biaya pengiriman: Biaya pengiriman uang internasional telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama berkat adanya persaingan di antara penyedia layanan remittance dan upaya regulasi pemerintah. Hal ini memungkinkan masyarakat yang lebih luas untuk mengakses layanan pengiriman uang.
- Meningkatnya penggunaan teknologi: Teknologi terus menjadi faktor kunci dalam perkembangan remittance. Penggunaan aplikasi mobile dan platform online yang mudah digunakan telah memudahkan pengirim dan penerima uang dalam mengakses layanan remittance.
- Fokus pada inklusi keuangan: Salah satu tujuan utama dari perkembangan remittance adalah meningkatkan inklusi keuangan di kalangan masyarakat yang kurang terlayani oleh layanan keuangan formal. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial di berbagai negara.
- Dampak pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi pengiriman uang internasional, dengan beberapa wilayah yang mengalami penurunan jumlah pengiriman uang. Namun, pada saat yang sama, pandemi juga mempercepat adopsi teknologi dan inovasi dalam layanan remittance.
Perkembangan remittance terus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, regulasi, dan kebutuhan pasar. Bagi pengirim dan penerima uang, ini dapat berarti lebih banyak pilihan, biaya yang lebih rendah, dan akses yang lebih mudah ke layanan pengiriman uang internasional.
Jenis dan Ruang Lingkup Remmitance
Jenis-jenis remittance dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
- Berdasarkan arah pengiriman: Remittance dapat dibedakan menjadi domestik (dalam negeri) atau internasional.
- Berdasarkan metode pengiriman: Remittance dapat dikirim melalui agen, bank, atau platform online.
- Berdasarkan sumber dana: Remittance dapat berasal dari penghasilan atau tabungan pengirim, atau bantuan dari keluarga atau pemerintah.
- Berdasarkan tujuan pengiriman: Remittance dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, pembayaran utang, investasi, atau dukungan keluarga.
Ruang lingkup remittance mencakup transfer dana antarindividu atau lembaga keuangan dari satu negara ke negara lain, atau dalam satu negara saja. Remittance biasanya digunakan untuk keperluan seperti dukungan keluarga, pembayaran tagihan, pembelian barang atau jasa, pembayaran utang, dan investasi. Pengiriman uang internasional melalui remittance juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di negara penerima, karena dapat meningkatkan akses ke keuangan dan mendorong konsumsi domestik.
Namun, remittance juga memiliki dampak negatif seperti ketergantungan ekonomi pada pengiriman uang dari luar negeri, risiko terhadap pencucian uang dan pembiayaan terorisme, serta biaya tinggi yang dapat membebani pengirim dan penerima uang. Oleh karena itu, regulasi dan pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk memastikan pengiriman uang melalui remittance aman, transparan, dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.